Cari Blog Ini

Rabu, 03 Desember 2014

Sejarah dan Stadion Klub MANCHESTER UNITED FC (GLORY GLORY MAN. UNITED)

Sejarah Manchester United adalah sejarah perjuangan. Siapa yang tidak mengenal klub ini ? Siapa yang tidak mengenal Alex Ferguson ? Rasanya semua penggemar sepakbola bahkan yang bukan penggemar sepakbola tahu apa itu Manchester United. Namun, memang, hanya fans Manchester United sajalah yang mengetahui secara detil sejarah klub ini.
Manchester United dibentuk pertama kali pada tahun 1878 dengan nama yang jauh dari apa yang kita kenal sekarang yakni; Newton Heath Lancashire and Yorkshire Railways FC atau secara singkat Newton Heath LYR FC. Klub tersebut didirikan oleh Departemen Pengangkutan dan Kereta awalnya hanya untuk bersenang-senang melawan perusahaan atau departemen lainnya.
Karena masalah finansial yang melanda mereka Newton Heath akhirnya dibeli pengusaha John Henry Davies dan mengubah namanya menjadi Manchester United Football Club, setelah mempertimbangkan dua nama lain yang akhirnya tidak dipilih yakni Manchester Central dan Manchester Celtic, pada tahun 1902.
stadion-manchester-united
Manchester United adalah klub tersukses sepanjang sejarah sepakbola Inggris. Tetapi mereka meraihnya dengan perjuangan. Pada tahun 1968 mereka meraih trofi Champions Eropa pertama mereka setelah mengalami tragedi Munich, 10 tahun sebelumnya. Yang paling sensasional dan memberikan pelajaran perjuangan untuk semua orang adalah ketika Manchester United memenangkan Treble pada tahun 1999, saat Final Liga Champions Eropa mereka berhadapan dengan Bayern Muenchen.
Manchester United tertinggal 1-0 dari menit keenam. Sepanjang pertandingan Manchester United berjuang hingga sampai masa injury time menit 91 dan 93 keajaiban terjadi. Manchester United membalikkan keadaan menjadi 2-1. Banyak orang menyebut kejadian final tersebut adalah “Mukjizat Keajabain 120 detik.”
Stadion Manchester United kini terkenal angker yakni Old Trafford. Julukan stadion ini adalah Theatre of Dreams merujuk kepada julukan yang diberikan oleh Bobby Charlton. Tentunya tidak serta merta Manchester United menempati stadion ini seperti namanya dan juga sejarah panjangnya sejak lama. Manchester United atau tepatnya Newton Heath semula bermarkas di Stadion North Road yang berkapasitas 12.000 kursi.
Setelahnya karena Newton Heath merasa harus memiliki markas baru maka mereka pindah ke Bank Street yang berkapasitas 30.000 penonton. Seiring dengan perubahan nama dan manajemen Manchester United akhirnya menempati Old Trafford pada tahun 1910. Old Trafford sendiri bisa memuat 50.000 penonton pada awalnya.
Karena sedikit rusak karena terkena bom akibat Perang Dunia II untuk beberapa waktu Manchester United menempati stadion Maine Road bersama Manchester City dan akhirnya kembali ke Old Trafford yang sudah berkapasitas 70.000 penonton pada 1951 sampai kini.

Selasa, 18 November 2014

SEJARAH BERDIRINYA INKAI


Pada tanggal 15 April 1971, di Jakarta, beberapa karateka aliran Shotokan mendirikan suatu
perguruan dengan nama Institut Karate-Do Indonesia (INKAI) dengan ketua umum pertamanya Letjen TNI G.H. Mantik dan sebagai ketua dewan guru Drs. Sabeth Mucshin dengan anggota Wono Sarono, Ottoman Noeh, A. Latief, Dr Nico A. Lumenta, Albert Lumban Tobing dan A.S.J. Siregar.
Tanggal 25 Mei 1971, INKAI resmi berdiri sebagai perguruan anggota FORKI dan oleh PB FORKI, INKAI ditunjuk mewakili Indonesia mengikuti kejuaraan karate WUKO 1 di Jepang. Dan Inkai juga merupakan anggota resmi afiliasi JKA yang bekedudukan di Jepang.
Dalam perkembangannya INKAI di Indonesia mengalami perkembangan yang begitu pesat ini terbukti bahwa disetiap pelosok tanah air ada Cabang dari perguruan INKAI.

Karate masuk di Indonesia bukan dibawa oleh tentara Jepang melainkan oleh Mahasiswa-mahasiswa Indonesia yang kembali ke tanah air, setelah menyelesaikan pendidikannya di Jepang. Tahun 1963 beberapa Mahasiswa Indonesia antara lain: Baud AD Adikusumo, Karianto Djojonegoro, Mochtar Ruskan dan Ottoman Noh mendirikan Dojo di Jakarta. Mereka inilah yang mula-mula memperkenalkan karate (aliran Shoto-kan) di Indonesia, dan selanjutnya mereka membentuk wadah yang mereka namakan Persatuan Olahraga Karate Indonesia (PORKI) yang diresmikan tanggal 10 Maret 1964 di Jakarta.
Beberapa tahun kemudian berdatangan ex Mahasiswa Indonesia dari Jepang seperti Setyo Haryono (pendiri Gojukai), Anton Lesiangi, Sabeth Muchsin dan Chairul Taman yang turut mengembangkan karate di tanah air. Disamping ex Mahasiswa-mahasiswa tersebut di atas orang-orang Jepang yang datang ke Indonesia dalam rangka usaha telah pula ikut memberikan warna bagi perkembangan karate di Indonesia.
Mereka-mereka ini antara lain: Matsusaki (Kushinryu-1966), Ishi (Gojuryu-1969),
Hayashi (Shitoryu-1971) dan Oyama (Kyokushinkai-1967).

Karate ternyata memperoleh banyak penggemar, yang implementasinya terlihat muncul dari berbagai macam organisasi (Pengurus) karate, dengan berbagai aliran seperti yang dianut oleh masing-masing pendiri perguruan. Banyaknya perguruan karate dengan berbagai aliran menyebabkan terjadinya ketidak cocokan diantara para tokoh tersebut, sehingga menimbulkan perpecahan di dalam tubuh PORKI. Namun akhirnya dengan adanya kesepakatan dari para tokoh-tokoh karate untuk kembali bersatu dalam upaya mengembangkan karate di tanah air sehingga pada tahun 1972 hasil Kongres ke IV PORKI, terbentuklah satu wadah organisasi karate yang diberi nama Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (FORKI).
Sejak FORKI berdiri sampai dengan saat ini kepengurusan di tingkat Pusat yang dikenal dengan nama Pengurus Besar/PB. telah dipimpin oleh 6 orang Ketua Umum dan periodisasi kepengurusannyapun mengalama 3 kali perobahan masa periodisasi yaitu ; periode 5 tahun (ditetapkan pada Kongres tahun 1972 untuk kepengurusan periode tahun 1972 – 1977) periodisasi 3 tahun (ditetapkan pada kongres tahun 1997 untuk kepengurusan periode tahun 1997 – 1980) dan periodisasi 4 tahun ( Berlaku sejak kongres tahun 1980 sampai sekarang).
Di tahun 1964, kembalilah ke tanah air salah seorang mahasiswa Indonesia yang telah menyelesaikan kuliahnya bernama Baud A.D. Adikusumo. Ia adalah seorang karateka yang mendapatkan sabuk hitam dari M. Nakayama, JKA. Ia mulai mengajarkan karate. Pada Tahun 1967 beliau berkumpul dengan dua mahasiswa Indonesia yang juga telah menyelesaikan kuliah dari Jepang yakni Sabeth Mukhsin dan Anton Lesiangi. Pada tahun 1970, Sabeth Mukhsin beserta dengan Baud A.D. Adikusumo dan Anton Lesiangi Mendirikan PORKI (Persatuan Olah Raga Karate Indonesia) yang kemudian berganti nama menjadi FORKI (Federasi Olahraga Karate Indonesia).
Pada waktu itu Sabeth Mukhsin telah mendapatkan tingkatan DAN 3 dari JKA (Japan Karate Association) yang merupakan DAN tertinggi di Indonesia pada waktu itu, Anton Lesiangi (DAN 1 JKA) dan Baud A.D. Adikusumo (DAN 1 JKA) Sabeth Mukhsin, Anton Lesiangi beserta Baud A.D.Adikusumo akhirnya mendirikan Lembaga Pendidikan Karate yg disebut INKAI (Institut Karate-Do Indonesia) pada tahun 1971 yang dikenal sebagai Perguruan (Lembaga Pendidikan) pertama di Indonesia.

Beberapa tahun kemudian Baud A.D. Adikusumo mendirikan Institut Karate Do (INKADO) dan Anton Lesiangi mendirikan Perguruan Lemkari (Lembaga Karate-Do Indonesia), yang pada dekade 2005 karena urusan internal banyak anggota Lemkari yang keluar dan dipecat yang kemudian mendirikan INKANAS (Institut Karate-do Nasional) yang merupakan peleburan dari perguruan MKC (Medan Karate club).

Dari situlah berkembang apa yg disebut Aliran Karate lain yaitu Wado dibawah asuhanWado-ryu Karate-Do Indonesia (WADOKAI) yang didirikan oleh C.A. Taman dan Kushin-ryu Matsuzaki Karate-Do Indonesia (KKI) yang didirikan oleh Matsuzaki Horyu.
Selain itu juga dikenal Setyo Haryono dan beberapa tokoh lainnya membawa aliran Goju-ryuNardi T. Nirwanto dengan beberapa tokoh lainnya membawa aliran Kyokushin. Aliran Shito-ryu juga tumbuh di Indonesia dibawah perguruan GABDIKA Shitoryu (dengan tokohnya Dr. Markus Basuki) dan SHINDOKA (dengan tokohnya Bert Lengkong). Selain aliran-aliran yang bersumber dari Jepang diatas, ada juga beberapa aliran Karate di Indonesia yang dikembangkan oleh putra-putra bangsa Indonesia sendiri, sehingga menjadi independen dan tidak terikat dengan aturan dari Hombu Dojo (Dojo Pusat) di negeri Jepang.

Pada tahun 1972, 25 perguruan Karate di Indonesia, baik yang berasal dari Jepang maupun yang dikembangkan di Indonesia sendiri (independen), setuju untuk bergabung dengan FORKI (Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia), yang sekarang menjadi perwakilan WKF (World Karate Federation) untuk Indonesia. Dibawah bimbingan FORKI, para Karateka Indonesia dapat berlaga di forum Internasional terutama yang disponsori oleh KONI…

Pada Tahun 1985 terjadi kericuhan di badan organisasi FORKI, dan muncullah induk organisasi cabang olahraga Karate yang baru yang disebut PKSI (Persatuan Karate Seluruh Indonesia) yang memakai sistem organisasi Cabang Olahraga yang memiliki kurikulum baku tanpa menganut Aliran Karate.

Pada tahun 2000, PKSI pun berganti nama menjadi FKTI (Federasi Karate Tradisional Indonesia) Sampai saat ini di Indonesia ada 2 Induk Organisasi Cabang Olahraga Karate, yakni FORKI (yang menganut Cabang Olahraga Karate Aliran) dan FKTI (yang menganut Cabang Olahraga Karate tanpa Aliran).

Sumber : Bondan Widjayanto Purwo Ageng Pambudhi
http://bwpap.wordpress.com/artikel/